Islam mengajarkan setiap muslim untuk meraih “quality time”, bukan ‘quantity time’. Seseorang mungkin hidupnya pendek. Namun dengan pendeknya usia, ia bisa mengisi kehidupannya dengan prestasi amal shaleh, bahkan amalan-amalan shaleh yang terbaik. Sebaliknya, seseorang mungkin berumur panjang. Namun hidupnya sangatlah merana karena usianya berlalu dg sia-sia.
Menurut Ibn Ata’ Allah dalam kitabnya al Hikam, manusia yang mampu mengerjakan banyak prestasi amal shaleh adalah jenis manusia yang mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Berkah hidup yang penuh dengan prestasi amal shaleh adalah ‘quality time’ yang terindah bagi mukmin sejati.
Untuk memahami ‘quality time’, beribrahlah pada sejarah Nabi. Dalam waktu singkat, 23 tahun, Rasulullah mampu menorehkan prestasi dakwah Islam menjadi agama yang teragung. Dalam waktu singkat beliau mampu menghasilkan generasi terbaik, mendirikan negara terbaik, menegakkan peradaban dengan moralitas paling anggun.
Abu Bakar As Siddiq, hanya dalam waktu dua setengah tahun, sukses membangun masyarakat yang berkeadilan. Beliau mampu meletakkan sistem manajemen zakat dan menjadi pejuang pembela hak-hak kaum dhuafa.
Umar Bin Khattab, dalam waktu yang singkat, mampu membangun keadilan sosial bagi masyarakat muslim. Beliau mengenalkan “Al fiqh Jama’i” atau undang-undang kehidupan sosial berbasis pada Quran dan ajaran Nabi. Beliau mendorong warga negara untuk bersikap kritis terhadap pemimpin yang menyeleweng.
Umar bin Abdul Aziz, yang hanya memerintah dua setengah tahun, berhasil menegakkan keadilan hukum, menghapuskan praktik-praktik korup para pejabat, mengembalikan hak-hak masyarakat dan menghapuskan kemiskinan. Di jamannya, orang kaya sulit menemukan orang-orang yang harus diberi zakat karena kemakmuran sudah begitu merata.
Rasulullah, Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz adalah para guru tempat kita belajar menggapai “quality time” dalam kehidupan.
Waktu akan terus berjalan. Usia semakin menua. Sejarah tak akan mengulang waktu yang terbuang dengan sia-sia. Raihlah ‘quality time’. Giatkan ikhtiar untuk beribadah dan berbuat kebajikan. Kerjakan perkara yang bermanfaat. Tinggalkan yang tak berguna. Isi setiap detik kehidupan dengan prestasi-prestasi amal shaleh.
Ustadz Endro
Melbourne, 14/2/2017